Ocean Sports News - Selain harus membalikkan defisit gol, Liverpool juga harus mencoba mencari cara untuk mematikan pergerakan kapen Barcelona Lionel Messi. Jose Mourinho memiliki caranya. Mau coba ?

Messi menjadi mimpi buruk bagi Liverpool saat bertamu ke Camp Nou pada leg pertama semifinal Liga Champions minggu lalu. Messi membuat dua gol bagi kemenangan Barcelona dengan skor 3-0.

Pada pertandingan tersebut, barisan belakang Liverpool gagal mematikan pergerakan Messi yang total memiliki 4 attempts sepanjang 90 menit, 9 driberl yang sukses, dan juga memiliki 1 tekel yang sukses, Pergerakan dari Messi begitu liar dan sangat sulit untuk ditebak sehingga Virgil van Dijk juga dibuat kerepotan.

Kini pekerjaan rumah Bagi Liverpool akan lebih berat karena mereka tidak hanya harus membalikkan keadaan, namun juga harus mencoba mencari cara untuk bisa menghentikan pergerakan Messi agar tidak merajalela. Karena jika diberi sedikit ruang saja, maka Messi dapat menghukum Liverpool dengan gol atau assist.

Untuk yang satu ini, tidak banyak manajer yang bisa mendapatkan formulanya. Salah satu manajer yang pernah mematikan pergerakan Messi hingga tidak berkutik adalah Mourinho saat masih menjabari di Inter Milan. Nerazzurri saat itu bertemu dengan Barcelona era Pep Guardiola pada semifinal Liga Champions 2009-2010.

Mengetahui Messi sedang gila-gilanya pada saat itu, Mourinho mencoba memainkan formasi 4-2-3-1 andalannya dengan kuartet Javier Zanetti, Walter Samuel, Lucio, dan Maicon di pagari dengan double pivot, Esteban Cambiasso dan Thiago Motta. Diego Milito sebagai striker dengan di sokong oleh Samuel Eto'o, Wesley Sneijder, dan Goran Pandev.

Formasi tersebut menjadi 4-4-2 berlian Barcelona menyerang. Dalam kondisi seperti ini, Eto'o dan Pandev di sisi sayap diformasikan untuk bermain lebih melebar untuk menjaga agresivitas dua bek sayap Los Cules saat itu adalah Maxwell di kiri dan Dani Alves di kanan.

Begitu berhasil merebut bola dari penguasaan para pemain Barcelona. paling utama adalah Messi, bola akan di pindahkan ke area yang kosongyang di tinggalkan oleh Maxwell dan Alves. Maicon khususnya pada sisi kanan begitu agresif dan mampu menjadi mimpi buruk bagi pertahanan Barcelona. Lalu, bagaimana dengan Messi?

Untuk menjaga Messi, Mourinho saat itu menyebutnya strategi sebagai kandang untuk Messi. Motta, Cambiasso, dan Zanetti di susun untuk menjaga ke manapun Messi bergerak, terlebih ketika melakukan cut-in dari sisi kanan. Sebisa mungkin Messi tidak bolej menguasai bola dan kalaupun berhasil melakukannya, maka ketiga pemain tersebut harus langsung bisa merebutnya.

Strategi tersebut pun terbilang berhasil roral karena Inter Milan bisa menang dengan skor 3-1 usai sempat tertinggal terlebih dahulu dan akhir nya lolos ke final dengan agregat 3-2. Juergen Klopp dan seluruh staf pelatih Liverpool bisa mencoba menerapkannya.